BBPSIK Jogja – Tahapan kegiatan pengembangan suatu objek wisata alam meliputi: identifikasi potensi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW); penyusunan paket wisata dari potensi ODTW yang sudah teridentifikasi, dan promosi atas ODTW prioritas/utama.
“Istilah kerennya “Viralkan!!!” di media sosial seperti youtube, facebook, Instagram dan lainnya,” jelas Lukman Hakim, S.Hut, MP saat kordinasi dengan para pihak Desa, BUM Desa dan Dinas Pariwisata di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Padekanmalang, Desa Pawoan, Kec. Panarukan, Kab. Situbondo, Jawa Timur, Kamis (06/06/2024).
ODTW utama yang potensial menjadi icon di KHDTK Padekanmalang, Situbondo adalah dua pasang pohon Khaya/mahoni afrika (Khaya anthotheca) yang gantet/bercengkrama. Nama viralnya adalah Pohon Asmara atau Pohon Cinta.
“Bukankah menurut seorang bijak bahwa Cinta adalah “jembatan” yang menghubungkan dengan segalanya? Penghubung sesama manusia dan semua ciptaan-Nya, flora, fauna, dan jasat renik. Dengan cinta pulalah luntur ego kita sebagai manusia yang punya hawa nafsu dan keserakahan,” terang Penyuluh Kehutanan ini.
Menurut Mohamad Anis Fauzi, S.Hut., M.Sc, bahwa KHDTK Padekanmalang ditetapkan dengan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) No: SK.4806/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/9/2017 tanggal 20 September 2017 seluas 21,4 ha. Fungsi hutannya adalah Hutan Produksi.
“KHDTK Padekanmalang dibangun tahun 1952 yang memiliki tanaman koleksi sebanyak 84 jenis dari dalam dan luar negeri. Beberapa jenis yang ditanam pada awal pembangunannya seperti Eucalyptus plathyphylla, Casuarina junghuhniana, Sterculia futida, Khaya anthotheca, Schleichera oleosa yang umurnya sudah tua dan berdiameter besar dan tinggi,” lanjut penanggungjawab kegiatan pengelolaan KHDTK Padekanmalang tahun 2024.
Sedangkan informasi dari Arif Priyanto, SP, berdasarkan hasil inventarisasi satwa, terdapat beberapa satwa yang sering ditemui antara lain burung elang, ayam hutan hijau, kutilang, gagak hutan, tekukur biasa, bubut, kepodang, burung hantu, pipit, srigunting, kacer/kucica kampung, beberapa jenis reptil dan mamalia seperti Musang luwak.
”Sarana dan prasarana yang ada berupa pondok kerja sebagai pusat informasi yang terletak di pingir jalan aspal yang berjarak sekitar 250 m dari KHDTK. Di pondok kerja sudah tersedia air bersih dan listrik dari PLN. Tersedia juga sepeda motor untuk operasional petugas lapangan,” kata PEH muda ini.
Kegiatan kordinasi dengan pihak Desa Pawoan dan Dinas Pariwisata Kab. Situbondo sebagai upaya awal pengembangan KHDTK Padekanmalang untuk dijadikan objek wisata alam bekerjasama dengan masyarakat sekitarnya.
Koordinasi dengan pihak Desa Paowan, tim BBPSIK Yogyakarta bertemu dengan Surya Dharma, S.Pd selaku Kades, Yusuf Gunawan, SP., selaku Sekdes, dan Ibu Dian Wahyu Nilawati selaku perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
”Secara umum, kami sangat mendukung dan justru menanti-nanti rencana pengembangan KHDTK Padekanmalang sebagai objek wisata alam. Kami siap mengalokasikan Dana Desa jika kami dilibatkan sebagai mitra dalam pengelolaan bersama masyarakat sekitar,” kata Surya Dharma selaku Kades Paowan.
Koordinasi dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (DISPARPORA) Kab. Situbondo diterima Andri Wibisosno, S.H.,M.Si, selaku Kasi Pengembangan Industri Pariwisata. Pihak DISPARPRA sangat mendukung rencana pengembangan ini.
Menurut Andri Wibisosno, S.H.,M.Si, “tempat ini tepat sekali sebagai salah satu biosite yang akan dimasukan dalam Geopark yang akan diusulkan ke UNISCO karena memiliki kekayaan biodiversitas dengan koleksi tanaman hutan dataran rendah sekitar 80 jenis yang dibangun sejak tahun 1952,” ungkap Analisis Kebijakan Ahli Muda pada Bidang Pariwisata.
Saran yang disampaikan pihak DISPARPORA berdasarkan peraturan perundangan yang baru, adalah kerjasama dengan pihak desa dengan Lembaga BUM DESA yang sudah dibentuk sebagai investor lokal.
Saat kunjungan lapangan di KHDTK bersama tim BBPSIK, perangkat Desa dan BUM DESA Berjaya Paowan yang dihadiri Hafid Zaironi, S.Pd selaku Direktur BUM Desa.
Jika Perjanjian Kerjasama (PKS) antara pihak BBPSIK Yogyakarta dan BUM DESA Berjaya Paowan dapat terwujud sebagai implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, beberapa sarana prasarana yang dibutuhkan seperti mushola, toilet, panggung hiburan, aula, kantor pengelola, cafe, lapak-lapak jualan berbagai produk lokal dan souvenir, glamping, papan informasi, parkir kendaraan, dll.
Sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang pengelolaan objek wisata alam ini diharapkan dapat dibuat site plan. “Menurut peraturan perundangan yang berlaku, luas maksimalnya 10% dari luas KHDTK Padekanmalang, yaitu 21,4 Ha,” kata Lukman menegaskan.
Beberapa aktraksi dan paket wisata alam yang bisa dikembangkan di KHDTK Padekanmalang antara lain: wisata tracking, susur sungai yang melintas di dalam KHDTK, camping ground, bird watching, wisata eduwisata, flying fox dan permainan/atraksi lainya, paintball, dll.
Menurut Andri Wibisosno, S.H.,M.Si, paket senam bersama/panggung hiburan/pasar tiban di bawah tegakan Kesambi dan Asem Jawa. Selain itu juga menjadi tempat singgah/hiburan/makan siang dari acara sepeda yang rutenya sepanjang aliran irigasi yang melewati KHDTK.
“Terdapat empat pilar dalam Rencana Aksi Nasional Geopark, yaitu pilar konservasi, pilar edukasi, pilar pembangunan ekonomi, dan sarana pelaksanaan. KHDTK Padekanmalang memiliki empat pilar ini,” harap pengurus NU di Kab. Situbondo ini jika dikolaborasikan antara BBPSIK dan BUM DESA Berjaya Paowan.
Kontributor : Lukman Hakim dkk.
Editor : Rinto H.
Lihat juga: https://www.instagram.com/bbpsik_jogja/
Rencana Pengembangan KHDTK Padekanmalang Situbondo Menjadi Objek Wisata Alam
Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta:
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 15 Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta (Indonesia)
Telp. (0274) 895954; 896080
Email : bbpsikjogja@gmail.com
Website : https://jogja.bsilhk.menlhk.go.id/
Instagram : https://www.instagram.com/bbpsik_jogja/
Facebook : https://www.facebook.com/bbpsikjogja/
Twitter : https://x.com/bbpsik_jogja
Youtube : https://www.youtube.com/BBPSIKJogja
