Jl. Palagan Tentara Pelajar, km.15 Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, 55582
Phone 0274-895954, Fax 0274-896080
bbpsikjogja@menlhk.go.id

INVENTARISASI SUMBER DAYA HAYATI DI KHDTK WONOGIRI

INVENTARISASI SUMBER DAYA HAYATI DI KHDTK WONOGIRI

BBPSIK Jogja – Pada tanggal 26 Juli, salah satu tim KHDTK BBPSIK yaitu tim KHDTK Wonogiri melakukan identifikasi potensi sumber daya hutan di KHDTK. Kegiatan yang dilakukan oleh Tri Pamungkas Y.,S.Hut (Pengendali Ekosistem Hutan/PEH Madya), Eritrina Windyarini,S.Hut.,MSc (PEH Muda), Dwi Kartikaningtyas, S.Hut (PEH Muda), Alin Maryanti (PEH Penyelia) dan Margiyanti (PEH Penyelia) ini berupa inventarisasi sumber daya hayati di kebun benih semai F3 Acacia mangium.

Tujuan inventarisasi untuk mengetahui potensi dan kondisi terkini dari sumber benih tersebut, khususnya setelah reorganisasi BLI menjadi BSI. Gambaran potensi kebun benih nantinya akan menjadi masukan bagi pengelolaan kebun benih dimasa yang akan datang, sesuai SNI 8806:2019 tentang sumber benih tanaman hutan sebagai salah satu standar yang dapat dijadikan pedoman untuk memvalidasi sumber benih yang berada di KHDTK Wonogiri 

Inventarisasi meliputi pengumpulan data primer berupa tinggi, diameter dan skoring Kesehatan pohon. Pengukuran tinggi dilakukan menggunakan hagameter dengan 20 pohon sebagai peninggi, diameter menggunakan pita ukur. Sedangkan pengamatan kesehatan pohon menggunakan skoring menggunakan indikator kondisi tajuk sebagai berikut: skor 3 (tajuk utuh), skor 2 (tajuk > 50%) dan skor 1 (tajuk < 50%). 

KBS F3 A.mangium terdiri dari 65 famili yang berasal dari pohon plus terpilih dari KBS generasi kedua dan materi infuse dari KBS generasi pertama. KBS F3 mangium dibangun menggunakan RCBD 4 pohon per plot, 6 blok sebagai ulangan dengan jarak tanam 4×2 m. Saat ini KBS tersebut telah diseleksi 3 kali dan saat ini meninggalkan 1 pohon per famili. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peninggi pohon berkisar 24-28 m, diameter cm, dan skor kesehatan 3 (kondisi tajuk utuh). 

“Ternyata label di pohon itu berguna atau membantu sekali karena kita tidak harus mengurutkan setiap kali dilakukan inventarisasi,” ungkap Eritrina disela-sela kegiatan pengukuran. 

Selanjutnya Ririn biasa disapa menambahkan bahwa tidak hanya memudahkan inventarisasi di lapangan, keberadaan label juga sangat penting untuk menunjukkan identitas pohon induk dalam suatu Kebun Benih. 

Updating data dan kondisi pohon induk dalam suatu kebun benih diperlukan untuk pengembangan pengelolaan, termasuk sertifikasi kebun benihnya. 

Kontributor = Eritrina Windyarini

Penyaji = Uki Maharani Pamukti

Editor = Rinto Hidayat

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *