BBPSIK Jogja – Kebakaran hutan dan lahan merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia dan memiliki dampak lingkungan yang luar biasa disamping banjir, cuaca ekstrim, dan tanah longsor. Menara pemantau api sebagai salah satu sarana prasarana deteksi dini terjadinya kebakaran hutan dan lahan menjadi infrastruktur yang sangat penting dalam rangka melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara cepat. Mempertimbangkan urgensitas menara pemantau api, pada tahun 2022 Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim melakukan penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Menara pemantau api dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di lahan mineral.
Sebagai tindak lanjut penyusunan RSNI tersebut, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, tim BBPSIK, yang terdiri atas Diro Eko Pramono S.Hut.T, Prastyono, S.Hut, M.Sc, Suryani Garjitowati, S.Hut, M.Sc, dan Esti Rini Satiti, S.Hut melakukan validasi RSNI Menara Pemantau Api dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di lahan mineral pada Balai Taman Nasional (BTN) Baluran (12-14 Juli 2023).
Dalam perumusan RSNI, validasi merupakan tahapan untuk memastikan bahwa konsep RSNI yang disusun setelah ditetapkan nantinya dapat diterapkan di lapangan. Teknik validasi yang dilakukan oleh tim yaitu dengan membandingkan substansi yang diterakan pada RSNI Menara pemantau api dengan penerapannya di lapangan melalui diskusi dan pengamatan di lapangan. Kegiatan Validasi RSNI Menara pemantau api salah satunya dilakukan di TN Baluran yang mewakili hutan konservasi yang terletak di pulau Jawa, disamping lokasi-lokasi lainnya.
Lihat juga: Validasi RSNI Menara Pemantau Api
TN Baluran yang terletak di Situbondo, Jawa Timur ini memiliki kawasan seluas 29.000 Ha yang didominasi oleh tipe vegetasi savana. Di musim kemarau, sekitar bulan Juni s.d Oktober, kawasan taman nasional ini memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Sebagai upaya deteksi dini penanggulangan kebakaran hutan dan lahan juga sebagai sarana prasarana bagi pengunjung wisata, kawasan TN Baluran dilengkapi dengan 4 (empat) menara, yaitu
- Menara Batangan (dibangun pada lokasi yang datar, tinggi 20 m, terbuat dari beton);
- Menara Bukit Bekol (dibangun pada lokasi yang tinggi, dengan ketinggian sampai lantai pantau 11 m, terbuat dari beton);
- Menara Derbes (dibangun pada lokasi yang datar, tinggi ±15 m, terbuat dari besi);
- Menara Karangtekok (tinggi ±25 m, terbuat dari besi dan kayu).
Diskusi dilakukan dengan tim BTN Baluran antara lain Bapak Probo, Kepala Sub Bagian Tata Usaha; Bapak Wahyudi, Kepala Seksi PTN Wilayah I Bekol; Bapak Sopaan, Bapak Muhammad Taufik, dan tim Dalkarhutla TN Baluran lainnya. Dari hasil diskusi dan pengamatan di lapangan diperoleh informasi-informasi terkait dengan prosedur pembangunan menara api, spesifikasi teknis dan sistem pemantauan menara api yang dilakukan. Terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan RSNI yang disusun serta terdapat saran/koreksi terhadap RSNI sebagai bahan validasi lebih lanjut dilokasi yang lain ataupun sebagai bahan untuk didiskusikan lebih lanjut dengan tim perumus.
Kontributor : Diro Eko P. dan tim
Editor : Rinto H.
Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta:
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM15 Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta (Indonesia)
Telp. (0274) 895954; 896080
Email : bbpsikjogja@gmail.com
Website : http://172.16.3.237/
Instagram : https://www.instagram.com/bbpsik_jogja/
Facebook : https://www.facebook.com/bbpsikjogja/
Twitter : https://twitter.com/bbpsik_jogja
Youtube : http://youtube.com/c/BiotiforJogja