BBPSIK Jogja – Kegiatan Pengembangan KHDTK Rarung melibatkan tiga UPT BSILHK. Ketiga UPT itu adalah Balai Penerapan Standar Instrumen (BPSI) LHK Mataram, Balai Besar Pengujian Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta, dan BPSILHK Kupang.
Sebagai informasi, KHDTK Rarung terletak di Kab. Lombok Tengah. Pada sisi Utara dan Barat berbatasan dengan KPHL Rinjani Barat. Sisi selatan dengan Desa Pemepek, Kec. Pringgarata, Kab. Lombok Tengah, sedangkan di sisi timur dengan Desa Karang Sidemen, Kec. Batukliang Utara.
Pada kegiatan ini BPSILHK Mataram fokus pada kerjasama dengan pihak lain, BBPSIK Yogyakarta pada pengembangan eco edu wisata, dan BPSILHK Kupang pada penguatan kelembagaan. Sasaran lokasi kegiatan Prioritas Nasional (Prinas) di KHDTK Rarung pada tahun 2023 berada di blok pemanfaatan di Desa Pemepek, Kec. Pringgarata.
Desa Pemepek sebagian besar penduduknya bersuku Sasak (BPS, 2020). Desa Pemepek memiliki luas wilayah sebesar 18.97 Km2, dengan persentase sebesar 35, 94. Jarak Desa dengan Ibukota Kecamatan dan Kabupaten di Kecamatan Pringgarata yaitu sejauh 3 Km. Jarak Kantor Desa ke Kantor Kabupaten sejauh 21 Km, dengan jumlah dusun sebanyak 16.
Menurut salah seorang Penyuluh Kehutanan BBPSIK, Lukman Hakim, S.Hut.,MP., pengumpulan data dan informasi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar KHDTK Rarung dilakukan dengan pengumpulan data sekunder (Monografi Desa, leaflet, dll) serta wawancara dengan Sekretaris Desa, Ketua dan anggota Kelompok Tani, Mahasiswa, petugas lapangan KHDTK Rarung. Selain pengumpulan data juga dilakukan pemasangan papan nama.
“Pengembangan KHDTK Rarung sebagai Eco Edu Wisata akan berdampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang berusaha,” jelas Lukman beberapa waktu lalu sepulang dari melakukan pengumpulan data dan informasi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar KHDTK Rarung.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan beberapa responden yang meyakini dengan pengembangan wisata di KHDTK Rarung, akan berdampak positif sebagaimana objek wisata lain. Sebagai contoh objek wisata Danau Biru yang ada di sebelah utara KHDTK di Desa Karang Sidemen, Kec. Batukliang Utara yang telah dikunjungi banyak wisata baik asing maupun domestik.
Penduduk Desa Pemepek sebanyak 2.443, dari jumlah itu yang jumlahnya paling dominan adalah penduduk tamatan SD/Sederajat dengan jumlah keseluruhan 1.017 orang. Penduduk yang memiliki pendidikan Sarjana (S1,S2,S3), sebanyak 128 orang. Jumlah penduduk yang memiliki pendidikan Diploma (D1,D2,D3) yaitu 42 orang. Jumlah sarana pendidikan di Desa Pemepek paling banyak terdapat sarana pendidikan gedung SD/MI, dengan jumlah sarana sebanyak 9 unit, sedangkan jumlah sarana pendidikan paling rendah yaitu terdapat pada gedung PAUD dengan jumlah sebanyak 2 unit.
Blok pemanfaatan yang berada di Desa Pemepek berbasis komoditas HHBK, jasa wisata alam serta pendidikan dan pelatihan kehutanan, memiliki beberapa potensi seperti: Budidaya Lebah madu, Bambu tabah, Vanili, Penangkaran Rusa Timor, Wisata tracking dan sepeda, Camping ground, serta Bird Watching.
Untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki KHDTK Rarung perlu mengemas event-event menarik seperti festival buah. Festival ini dilaksanakan sesuai musim panen, misalnya Festival Durian, Festival Alpukat, Festival Madu dan Rebung. Acara itu bisa dibarengi dengan festival budaya yang dimiliki masyarakat sekitar hutan. Cara ini diyakini akan semakin menguatkan keberadaan KHDTK Rarung, dan masyarakat akan semakin mengenalnya. Selain itu UMKM milik masyarakat sekitar hutan juga akan berkembang.
Lukman menambahkan, secara pasif keberadaan KHDTK Rarung juga berperan dalam penyediaan bahan pangan bagi masyarakat lokal. Di KHDTK ini ditemukan sejumlah vegetasi yang bersifat edibel/layak dimakan seperti pucuk pakis, jamur, nangka muda ataupun jenis-jenis yang lain. Bahkan keberadaannya dapat menjadi mata pencaharian masyarakat setempat yang berusaha mengumpulkan berbagai jenis sayuran hutan untuk diperjual-belikan dipasar lokal.
Keberadaan informasi hasil-hasil penelitian yang dikumpulkan pada era BLI, juga sangat membantu pelaksanaan kegiatan ini. Melihat dari berbagai data tersebut, wisata yang dapat dikembangkan adalah Eco Edu Wisata. Para wisatawan baik lokal maupun mancanegara selain berwisata, juga dapat belajar dan memperoleh pengetahuan dari aktivitas wisata di KHDTK Rarung.
Ahmad Syarifudin, S,Hut. Selaku Advisor Wisata Desa Kab. Lombok Tengah memberikan beberapa masukan agar potensi pengembangan Eco Edu Wisata dapat dikembangkan. Salah satu masukannya adalah pengelola KHDTK Rarung bermitra dengan pihak luar terkait Eco Edu Pariwisata seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayan, BUMDES, Kelompok Tani, POKDARWIS, Asosiasi perhotelan, Asosiasi tour & travel, dll.
Kontributor : Lukman Hakim, Ari Fiani, dan Abdul Azis
Penyaji : M. Nurdin Asfandi
Editor : Rinto Hidayat
Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta:
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM15 Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta (Indonesia)
Telp. (0274) 895954; 896080
Email : bbpsikjogja@gmail.com
Website : http://172.16.3.237/
Instagram : https://www.instagram.com/bbpsik_jogja/
Facebook : https://www.facebook.com/bbpsikjogja/
Twitter : https://twitter.com/bbpsik_jogja
Youtube : http://youtube.com/c/BiotiforJogja