Jl. Palagan Tentara Pelajar, km.15 Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, 55582
Phone 0274-895954, Fax 0274-896080
bbpsikjogja@menlhk.go.id

PERAN GENDER DALAM LITERASI DIGITAL: MITIGASI PENYALAHGUNAAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

PERAN GENDER DALAM LITERASI DIGITAL: MITIGASI PENYALAHGUNAAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

BBPSIK Jogja – Judul di atas adalah tema seminar Pengarusutamaan Gender (PUG) yang dilaksanakan oleh BBPSIK, Selasa (22/11/22). Kepala Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal KLHK, Dr. Ir. Apik Karyana, M.Sc., dalam arahannya mengatakan bahwa tema yang dipilih adalah tema yang menarik.

“Bagaimana peran gender dalam literasi digital yang dikaitkan dengan mitigasi penyalahgunaan pemanfaatan teknologi informasi, dan menurut saya ini adalah tema yang sangat ke depan menghadapi era digitalisasi yang begitu cepat perubahannya, dikemas dalam bentuk pendekatan gender, kemudian bagaimana kita bisa arif bijaksana dalam memanfaatkan teknologi informasi,” tegasnya.

Hal ini sejalan dengan sambutan yang sebelumnya disampaikan oleh Kepala BBPSIK, Dwi Prabowo YS, S.Si., M.Sc., Ph.D. Beliau mengatakan bahwa menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, No. 6 Tahun 2014 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak Melalui Forum Organisasi Keagamaan, PUG adalah strategi yang di bangun untuk mengintegrasikan gender menjadi suatu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional.

Lebih lanjut Bowo mengatakan, jadi pengarusutamaan gender merupakan sebuah prinsip yang dipegang oleh seluruh pelaku pembangunan nasional, yang mengedepankan asas kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam setiap aspek pembangunan nasional.

“Pada era sekarang ini, kecakapan literasi digital mutlak diperlukan oleh semua kalangan, agar dapat menyikapi secara tepat derasnya arus informasi, dari berbagai media sosial dengan segala kemudahan aksesnya tanpa menimbulkan masalah baik secara hukum maupun secara sosial,” ucapnya.

Sementara itu dalam arahannya, Sekretaris BSILHK, Dr. Nur Sumedi, menyatakan tema ini disamping menarik juga penting, jadi kalau dilihat mengingat kemampuan literasi digital memang perlu dimiliki oleh setiap individu, baik oleh laki-laki maupun perempuan, agar mendapat kesempatan yang sama.

“PUG merupakan salah satu strategi di dalam mengedukasikan gender menjadi dimensi integral dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Sebagaimana pembangunan bidang lain, pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan tidak terlepas dari teknologi informasi dan komunikasi, yang sekarang salah satunya terwujud dalam media sosial,” terangnya.

Seminar kali ini menghadirkan dua narasumber. Narasumber pertama adalah Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, dari Universitas Sebelas Maret. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ini membawakan materi Gender dan Literasi Digital. Prof . Ismi dalam paparannya menyampaikan beberapa hal yaitu 1) apa itu gender, 2) apa itu literasi digital, 3) gender dan akses digital serta 4) perempuan dan literasi digital.

Nara sumber berikutnya adalah Popi Andiyansari,S.Sos,M.A, Staff Pengajar Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY). Paparan yang disampaikan berjudul Digital Skills – Langkah Awal Meminimalisir Potensi KBGO. KBGO adalah kependekan dari Kekerasan Berbasis Gender Online. Di akhir paparannya Popi mengajak memahami Kekerasan Berbasis Gender Online untuk Proteksi  Dini, Proteksi Diri dan Lindungi Sesama. “Jaga data pribadi dan rekam jejak karena itu adalah  tubuh digital kita,” pungkasnya.

Diakhir acara, Retisa Mutiaradevi, S.Kom,.M.CA, sebagai moderator menyampaikan beberapa poin penting dari paparan dan diskusi yang telah dilakukan, yaitu: 1) kita harus sangat hati-hati dalam menggunakan teknologi informasi/medsos, 2) kita harus sadar potensi bahaya jejak digital, 3) kearifan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, 4) kita yang mengendalikan teknologi bukan dikendalikan oleh teknologi, 5) literasi digital mutlak dimiliki oleh insan KLHK, 6) peran orang tua (ayah dan ibu) sangat penting untuk melek literasi digital sehingga dapat memberikan literasi digital kepada anak-anak kita, 7) kesetaraan gender sesuai dengan peran dan kompetensinya diperlukan kolaborasi antara wanita dan pria, 8) serta speak up terhadap KBGO, jangan takut bermedsos namun bermedsoslah dengan bijak.

Seminar ini berlangsung secara luring dan daring, yang dihadiri sekitar 70 peserta dari perwakilan pegawai dan Dharma Wanita UPT KLHK lingkup DIY, Dinas LHK DIY, tim Sekretariat BSILHK, Pusdarling Serpong, BPSILHK Mataram, UNS, dan Kelompok Tani Hutan Wana Puspa, serta 20 peserta yang mengikuti secara virtual. (***mna)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *