BBPSIK Jogja – Merti Wono adalah upacara adat Jawa sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas karunia dan rezeki yang telah diberikan. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang, menyambung silaturahmi antar warga.
“Merti Wono di Dusun Kepek 1 setiap tahunnya jatuh pada hari Jum’at Wage,” hal ini disampaikan Mulyanto, Dukuh Kepek 1 saat berdialog dengan Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta dan tim di pondok kerja KHDTK Blok Playen, Kab. Gunung Kidul, Kamis (25/08/2024).
Kegiatan Merti Wono tahun ini diharapkan diselenggarakan bersamaan dengan peresmian Rumah Penyulingan Atsiri yang dibangun di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Blok Playen. Rencana pelaksanaan peresmian pada tanggal 30 Agustus 2024 bertepatan dengan hari Jum’at Wage.
KHDTK ini telah ditunjuk sebagai Laboratorium Lapangan untuk Uji Validasi Standar Pemanfaatan Hasil Hutan Minyak Atsiri dan sebagai model pemberdayaan masyarakat pada pengembangan genetik unggul penghasil Atsiri.
Menurut Dwi Prabowo YS, M.Sc., Ph.D, Rumah Atsiri ini dibangun dari sumber anggaran Program Prioritas Nasional (Prinas) tahun anggaran 2024. Dengan dibangunnya Rumah Atsiri ini, diharapkan mampu meningkatkan nilai kawasan hutan dalam hal ini KHDTK Blok Playen, serta mampu meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Desa sekitarnya dalam wadah Kelompok Tani Hutan (KTH).
“Produk Rumah Penyulingan Atsiri berupa minyak dari daun Kayu Putih, daun Sereh Wangi dan Akar Wangi. Dengan demikian maka terjadi peningkatan nilai ekonomi kawasan hutan dan nilai tambah produk dari jenis-jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Upaya melestarikan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dapat terwujud,” ungkap Kepala BBPSIK Yogyakarta ini.
Peresmian Rumah Penyulingan Atsiri direncanakan oleh Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) dan dihadiri oleh Bupati Gunung Kidul. Oleh karena itu, perlu persiapan yang matang dan percepatan penyelesaian listrik PLN dan air untuk mendukung operasional Rumah Penyulingan Atsiri.
Salah satu agenda dalam peresmian yang cukup penting, adalah penyerahan Sertifikat KTH Bangun Wono dan KTH Ketan yang telah terbit. Sertifikat tersebut akan diserahkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Daerah Istimewa Yogyakarta kepada kedua Ketua KTH tersebut.
Setelah produksi minyak atsiri dari bahan baku tiga jenis penghasil minyak atsiri yang ada di KHDTK Blok Playen, maka akan dihitung Nilai Transaksi Ekonomi (NTE). Selain itu, akan dihitung juga NTE dari hasil panen tanaman polowijo di bawah tegakan dan padi sawah yang digarap anggota KTH di KHDTK Blok Playen.
“Penanaman polowijo dan padi pada saat musim hujan tiba, yang diperkirakan jatuh bulan Oktober 2024. Hasil setiap tahunnya hanya sekali panen saja, karena curah hujan sangat rendah dan pengairannya hanya mengandalkan air hujan,” kata Mbah Pursidi, Ketua KTH Bangun Wono.
Kontributor : Lukman Hakim dan Diro EP
Desain foto : Dewi Sartika
Editor : RH
Lihat juga: https://www.instagram.com/bbpsik_jogja/
Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta:
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 15 Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta (Indonesia)
Telp. (0274) 895954; 896080
Email : bbpsikjogja@gmail.com
Website : https://jogja.bsilhk.menlhk.go.id/
Instagram : https://www.instagram.com/bbpsik_jogja/
Facebook : https://www.facebook.com/bbpsikjogja/
Twitter : https://x.com/bbpsik_jogja
Youtube : https://www.youtube.com/BBPSIKJogja